WE WELCOME YOU TO THE DREAMING WORLD


Awalnya saya ga ngerti buat apa kita punya, sebenarnya apa sih manfaat blogging ? nah saking penasarannya sama blog, akhirnya saya mulai utak-atik blog, bagi teman-teman blogger yang sudah pengalaman di dunia blogging saya minta petunjuk donk ato tips n trik tentang Blog,,
Aq tunggu commentnya yaa...

*******************************************************************************************************************************************************************************************

Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan.
Tetapi sering kali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan bagi kita.

Dalam hidup,terkadang kita lebih banyak mendapatkan apa yang tidak kita inginkan. Dan ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan, akhirnya kita tahu bahwa yang kita inginkan terkadang tidak dapat membuat hidup kita menjadi lebih bahagia.



by: arief wirawan

Sabtu, 29 Oktober 2011

MAKAM KELUARGA TJOKRO NEGORO, DESA BULUS, PURWOREJO

Picture
 ADIPATI TJOKRO NEGORO
Bupati pertama Purworejo dari dinasti Tjokro Negoro ini mencontohkan makna kegigihan tentang perjuangan meraih cita-cita tinggi. Sebelum menjadi Bupati, Tjokro Negoro bernama Ngabei Resodiwiryo atau bisa di panggil Ki Resodiwiryo adalah seorang pemuda desa yang bekerja pada Keraton Surakarta dengan pangkat Mantri Gladag, sebuah kedudukan yang tak memberikan kepuasan berarti bagi cita-citanya yang menjulang.
Untuk memperdalam ilmu, Ki Resodiwiryo melepas jabatan sebagai Mentri Gladag dan kembali ke desanya, Bragolan (sekarang Purwodadi). Ada yang mengatakan, kepulangan Ki Resodiwiryo ke Desa Bragolan untuk melakukan " Tapa Ngluwat " selama 40 hari. Setelah merasa ilmunya bertambah, Ki Resodiwiryo kembali ke Surakarta mencari peruntungan yang lebih baik. Saat itu, ilmu kanuragannya, diceritakan sudah mencapai tingkat sangat tinggi.
Saat pecah perang Diponegoro, Keraton Surakarta di peralat oleh Belanda secara licik untuk melawan Laskar Diponegoro. Keahlian Belanda dalam mengadu domba dan memecah belah bangsa Indonesia, mengobarkan perebutan kekuasaan sesama raja-raja tanah Jawa kala itu. Rakyat pun didaulat untuk bertempur tanpa mengerti duduk perkara yang sebenarnya.
Ki Resodiwiryo yang sejak awal mengabdi kepada Keraton Surakarta, tentu terpanggil hatinya untuk mempertahankan Surakarta.Sewaktu diminta oleh Pangeran Koesoemoyudo, Panglima Perang Surakarta saat itu untuk membela Surakarta, Ki Resodiwiryo menyambut baik ajakan ini dan di tugaskan menjaga wilayah Bagelen karena dianggap tahu betul seluk beluk daerah itu.
Setelah Perang Diponegoro berakhir, Ki Resodiwiryo lalu diangkat menjadi Bupati Bagelen yang akhirnya menjadi Bupati Purworejo dengan gelar Raden Tumenggung Tjokro Negoro dengan hak turun-temurun sebagai penguasa daerah.
Gelarnya kemudian di naikan menjadi Raden Adipati Aryo. Dengan demikian sebutan lengkapnya menjadi Raden Adipati Aryo Tjokro Negoro I, menjabat dari tahun 1831 sampai 1856. Ia meninggal pada usia 83 tahun pada tanggal 23 September 1856, di makamkan di Kompleks Pemakaman Keluarga Tjokro Negoro di Desa Bulus, Purworejo, Jawa Tengah.
Setelah meninggal, kedudukanya sebagai Bupati digantikan oleh putera-puteranya secara berturut-turut, yakini Raden Adipati Aryo Tjokro Negoro II, III, dan IV.
Pada saat pemerintahan Adipati Tjokro Negoro IV,oleh karena suatu kesalahan terhadap Pemerintahan Belanda, ia diberhentikan dari jabatan Bupati Purworejo pada tahun 1919. Namun pada1921 jabatan sebagai Bupati Purworejo di berikan kembali kepada Tjokro Negoro IV hingga pensiun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar