|
SURABAYA _ Satu peristiwa bersejarah bagi masyarakat Madura khususnya dan bangsa Indonesia khususnya telah terjadi kemarin, Rabu (10/6). Yakni telah secar resmi mulai dioperasikannya sebuah jembatan antarpulau terpanjang di Indonesia. Memiliki panjang 5.438 meter dan menelan investasi sekitar Rp 4,5 triliun ini.
Dalam kata sambutannya Presiden SBY mengatakan Jembatan Suramadu merupakan jembatan yang diimpikan selama 50 tahun untuk menghubungkan pulau Madura dan Jawa. Sebuah sejarah mahakarya teknologi konstruksi yang dibangun oleh putra-putri bangsa Indonesia. Juga mengingatkan agar tidak mengganggu keluhuran aspek religius, spiritual dan adat dari masyarakat Madura yang khas.
“Setelah setengah abad (5 tahun) memimpikan Jembatan yang hubungkan pulau Jawa dan Madura, akhirnya tercapai. Mengukir sejarah baru mahakarya tekhnologi konstruksi dari putra-putri Indonesia sendiri.”
Tepat pukul 11.00, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Menteri PU Djoko Kirmanto, Menteri keuangan Sri Mulyani, Menko Info Muh. Nuh, Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, Walikota Surabaya Bambang DH dan Bupati Bangkalan Fuad Amin Imron, meresmikan Jembatan Suramadu meresmikannya dengan ditandai dengan penekanan tombol sirene dan terbukanya miniatur jembatan dan terlihat panorama Jembatan Suramadu. Acara ini dilaksanakan di Desa Sekar Bungah, kecamatan Labang, kabupaten Bangkalan. Tepatnya di utara causeway sisi Madura.
|
Setelah penekanan tombol, Presiden RI juga membubuhkan tanda tangannnya di lembar perdana perangko edisi Suramadu.
Acara peresmian yang dihadiri 6.500 lebih undangan, dari mulai para Gubernur dari beberapa provinsi antara lain Gubernur Bali dan Gubernur Lampung tokoh masyarakat dan ulama se-Madura dan Jatim yang semua ingin hadir.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY datang bersama ibu negara Ny Ani Yudhoyono dan putra keduanya, Edy Baskoro Yudhoyono. Sejumlah menteri anggota Kabinet Indonesia Bersatu, antara lain Menteri Dalam Negeri Mardiyanto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal, serta Menteri Komunikasi, Informasi M. Nuh, hadir Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Paskah Suzeta.
terdapat juga diantara undangan Ketua MPR Hidayat Nur Wahid dan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud M.D. Juga tampak perwakilan negara sahabat, Duta Besar dan Konsul Jenderal di Surabaya.
Dari Jatim hadir Gubernur Soekarwo dan Wagub Saifullah Yusuf. Dua mantan gubernur Jatim, Imam Utomo dan HM. Noer, tokoh Madura yang ikut berjasa di balik pembangunan Suramadu. Wali Kota Surabaya Bambang D.H. dan wakilnya Arif Afandi, serta semua bupati di Madura, salah satunya Bupati Bangkalan Fuad Amin.
Untuk itu itu,panitia telah membangun tenda putih raksasa yang memenuhi lebar jalan di pintu jembatan sisi Madura. Agar para undangan tidak kepanasan dan cukup dapat menampung ribuan undangan itu. Dengan menyadiakan ribuan kursi berselimut kain ditata di atas hamparan karpet merah yang menutupi jalan aspal. Suasananya ibarat memindahkan ruang konferensi di tengah jalan.
Para undangan memenuhi tempat yang telah disediakan dan suasana di luar tenda peresmian (Oscar) |
”Antusaisame masyarakat luar biasa terhadap pembukaan jembatan ini, sehingga kami bekerja keras untuk persiapannya,” kata Assisten II Sekprov Jatim, Chaerul Jaelani. Semua seremoni dilakukan di dalam tenda raksasa yang dilengkapi pendingan udara/AC. Panggung besar plus miniatur jembatan dijadikan fokus utama tenda ini.
Bagi masyarakat yang tidak memiliki undangan dan ingin menyaksikan peristiwa bersejarah ini boleh berdiri di sepanjang jalan, baik di sisi Surabaya maupun Madura. Masyakarat bisa menyaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memencet tombol.
Panitia juga menyediakan bus AC usai peresmian untuk undangan guna menyusuri jembatan. Tidak disebutkan secara jelas berapa biaya yang dikeluarkan untuk seremonial megah ini.
Bahkan panitia membutuhkan waktu tiga hari untuk membongkar tenda yang digunakan. Sehingga sekalipun sudah diresmikan, jembatan sepanjang 5,4 kilometer ini tidak bisa langsung dipakai. Baru hari ketiga atau tepatnya 13 Juni bisa dipergunakan oleh masyarakat.
Dalam acara peresmian itu ditampilkan berbagai atraksi, antara lain, Tari Muang Sangkal atau Buang Sial untuk menyambut kedatangan Presiden dan rombongan. Tarian tradisional dari Sumenep itu dibawakan oleh 15 penari wanita dari Madura dan Surabaya. Merupaka tarian untuk menyambut tamu agung.
Selain itu, setelah acara peresmian, saat Presiden melintasi Suramadu, ada atraksi melintasnya sekitar 70 kapal dan perahu di bawah jembatan. Kapal dan perahu itu adalah perahu milik nelayan, kapal motor milik pelayaran rakyat, kapal cepat milik Basarnas, serta kapal patroli KPLP dan Pol Airud. Mereka akan beriring-iringan ke arah timur, melintas di bawah jembatan. Presiden akan melihat dari atas jembatan, sementara awak kapal dan perahu akan memberikan penghormatan kepada presiden.
Sekilas tentang Suramadu
Jembatan Suramadu, sepanjang 5,438 km yang menurut informasi menghabiskan 450.000 ton beton dan 50.000 ton baja. Memiliki sejarah yang panjang.
Digagas dari ide dan pemikiran Mochamad Noer (M. Noer) saat itu menjabat wakil bupati Bangkalan periode 1950 menangkap perlunya dibangun jembatan, dimana akses satu-satunya pulau Jawa dan Madura dengan menggunakan feri.
Setelah menjadi gubernur Jatim pada 1967, gagasan Noer ditangkap pakar konstruksi penggagas fondasi cakar ayam, Prof Dr Sedyatmo (alm). Namun tidak berkelanjutan.
Kemudian pada 1986 di sampaikan kepada Presiden Soeharto (saat itu). Kemudian dibentuk proyek “Tri Nusa Bima Sakti dan Penyeberangan Utama dengan prioritas menghubungkan Surabaya – Madura.
Empat tahun kemudian diperkuat dengan Keputusan Presiden Nomor 55/1990 tentang Proyek Pembangunan Jembatan Suramadu dengan ketua tim pengarah Menristek B.J. Habibie. Dan M. Noer sebagai koordinator proyek.
SK menteri Negara/Kepala BPPT no. 283/M/BPPT/VI/91 menunjuk PT. Dhipa Madura Pradana sebagai pelaksana proyek Suramadu.
Akibat krisis moneter yang terjadi pada 1997, proyek tersebut dihentikan sesuai keppres 39/1997. Namun setahun kemudian berdasar keppres 8/1998, proyek ini dilanjutkan dan masuk daftar prioritas pembangunan infrastruktur.
20 Agustus 2003 Presiden saat itu Megawati mencanangkan dimulainya pembangunan Suramadu. Dan kini, Presiden SBY 10 Juni 2009 meresmikan penggunaannya. Setelah pembangunan selama sekitar 5 tahun 10 bulan. (Oscar/Amelia/ET _Sby)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar