Ketika saya mengunjungi teman dan saudara di luar daerah, seringkali mereka menanyakan tentang durian, baik tentang musimnya kapan, berapa harganya, belinya dimana, dst. Pada intinya yang terdapat di benak mereka adalah bahwa Purworejo pasti menghasilkan durian.
Ketika musim durian tiba, banyak berjajar pedagang musiman buah durian sepanjang jalan protokol dan daerah strategis di Purworejo, misalnya di Batoh, Krendetan dan Pantok. Pedagang di Batoh mengambil durian dari daerah Kemiri dan Grabag, pedagang di pantok mengambil durian dari kebun di Kaligesing dan yang di Krendetan mengambilnya dari Bagelen.
Pada kenyataanya durian tersebut belum tentu dipetik dari daerah penghasil di atas(Grabag, Kemiri, Kaligesing, Bagelen), tetapi bisa diambil dari daerah tetangga sebelah (Wonosobo, Magelang, Wates). Suplier dari daerah ini(luar Purworejo) memilih menjual duriannya ke Purworejo, kenapa demikian? ya itu tadi, sudah melekat di benak umum bahwa di Purworejo pasti ada durian. Bahkan beberapa prasasti durian (patung) sudah didirikan di Purworejo yaitu di pertigaan Bagelen dan prapatan Demangan Banyuurip. Ketika saya bekunjung ke teman saya di Kemanukan Kaligesing, iseng-iseng saya menanyakan keberadaan durian di sana, jawaban yang saya peroleh sungguh mencengangkan, pohon durian di sana sudah mulai punah karena tua dan tak ada peremajaan lagi bahkan orang sana (kaligesing) harus membeli durian dari luar kemudian dijual di sana, agar pembeli yang menuju ke Keligesing tak kecewa.
Pihak yang bewenang (dinas) sepertinya tak melakukan langkah-langkah strategis dan serius untuk mempertahankan keberadaan pohon durian di tempat asalnya, misalnya dengan program penanaman masal, pembagian bibit durian, dsb. Padahal hal ini merupakan aset daerah, coba kalau durian benar-benar melimpah dari Purworejo, secara otomatis akan meningkatkan pendapatan daerah, padahal pohon durian sangat cocok di tanam di daerah Purworejo. Buktinya sewaktu saya kecil menanam durian dari biji habis membeli durian (di daerah Bulus tempat simbah saya), saat ini pohonnya sudah berbuah dua kali, yang pertama dua belas biji, kemudian pada musim tahun kemarin, berbuah dua puluh biji. Nah ini dia buktinya bahwa tanah Purworejo dapat menumbuhkan pohon durian dengan baik, padahal tanpa dirawat dan dipupuk, nyatanya bisa berbuah, apalagi kalau perawatannya secara intensif, pasti hasilnya lebih memuaskan.
Kenyataanya banyak lahan kosong dan tak dimanfaatkan sama sekali, coba kalau ditanam durian, pasti anak cucu kita akan menikmati hasilnya dengan senang dan bangga. Karena itu kita sebagai blogger dari Purworejo, marilah kita kibarkan ikon durian agar tetap berkibar di tanah Purworejo, dengan ikon yang sudah dimiliki, bukankah hal ini adalah modal awal dan peluang bisnis yang sangat bagus?, jangan sampai kita menyesal di kemudian hari karena durian sulit ditemui di Purworejo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar